Ditengah melandanya Pandemi Covid 19, kegiatan PSAPI tetap berlangsung walau dengan moda yang mengikuti Protokol Kesehatan PJS, Pakai Masker, Jaga Jarak dan Sering cuci tangan serta WFH Work From Home. Dengan demikian maka mekanisme Pertemuan Bulanan (PB) tidak punya pilihan , selain menyelenggarakannya dengan model “Virtual Meeting”. Khusus untuk bulan Agustus 2020, PB PSAPI telah dilaksanakan dalam format Virtual Meeting pada tanggal 29 Agustus.
Virtual Meeting PSAPI bulan Agustus tersebut menampilkan dua orang Nara Sumber, masing-masing Capt. John Brata dan Heru Legowo. John Brata Pilot Senior Polri berbagi pengalaman Panjang beliau selama terbang di Irian Jaya yang sekarang bernama Papua. Heru Legowo memaparkan pengamatan beliau tentang telah terjadinya perubahan signifikan dari perilaku insan penerbangan ditengah kemelut Pandemi Covid !9. Betindak sebagai moderator adalah Bapak Tomi Tamtomo dan pendukung administrasi Bapak Julius dan Bapak Willem.
Tidak banyak yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai seluk beluk terbang di Papua yang penuh tantangan karena medannya yang berpegunungan serta fasilitas infrastruktur penerbangan yang pas-pasan khas lingkungan penerbangan perintis. Sebagai Pilot senior lulusan sekolah Pilot “Top Gun” US Naval Training School dan instruktur berpengalaman puluhan ribu jam terbang sebagian besar di Irian Jaya, maka tentu saja John Brata punya banyak cerita menarik terbang diantara gunung-gunung tinggi dan Take Off Landing di Runway yang minimalis.
Uraian Heru Legowo menceritakan betapa besarnya perubahan yang terjadi dalam perilaku para pengguna jasa angkutan udara sipil komersial tidak kalah menarik. Protokol Kesehatan PJS yang sangat tidak bersahabat dengan mekanisme Maskapai Penerbangan dalam perspektif bisnis, ternyata telah merubah drastis pola layanan angkutan udara sipil komersial di seluruh dunia termasuk Indonesia. Maskapai Penerbangan berhadapan langsung dengan 2 hal yang sangat kontroversial antara upaya keras memperoleh benefit sebagai bisnis dan usaha untuk tetap menjaga kesehatan bagi seluruh personil pelaku operasi penerbangan dan para konsumennya. Pembatasan maksimum 70% kapasitas bagi setiap penerbangan telah benar-benar menyulitkan manajemen maskapai penerbangan. Paralel dengan itu prosedur tambahan yang diberlakukan kepada para calon penumpang telah serta merta menghilangkan selera orang untuk bepergian dengan menggunakan moda udara. Membuang waktu percuma selama berjam-jam di terminal keberangkatan dan juga di Airport tujuan tidak pelak lagi telah menjadi “rintangan” utama para pelanggan maskapai penerbangan nasional.
Virtual Meeting yang sejak dimulai hanya muncul sekitar 7 orang, secara bertahap dapat juga mencapai peserta yang lebih dari 35 orang. Tentu saja, uraian menarik dari materi yang juga sangat uptodate kelihatannya telah menjadi daya tarik yang cukup ampuh. Semoga kedepan akan lebih banyak lagi peserta PB PSAPI yang tertarik mengikuti Virtual Meeting PB PSAPI.
Sampai Jumpa lagi pada The Next PB PSAPI di bulan September.
Nenek Moyangku Orang Pelaut, Anak Cucuku Insan Dirgantara.
Jakarta 3 September 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia