Masa kecil , saya tinggal bersama orang tua saya di jalan Segara (sekarang jalan Veteran) 4 nomor 4 Jakarta Pusat. Sudah sejak lama jalan Veteran 4 sudah menyatu dengan halaman Istana – Kantor Sekneg. Sejak tahun 2005 saya tinggal di rumah saya, jalan Pejaten Barat 3 nomor 4. Ketika menjabat sebagai KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) saya tinggal di rumah Dinas AU jalan Wijaya 13 no 31 (jumlahnya 4). Setelah dari jalan Veteran, kami pindah ke Jalan Bendungan Hilir Gg 9 no 5 (jumlahnya 14) Saat saya menjabat sebagai KSAU adalah merupakan KSAU urutan yang ke 14 setelah Marsekal Suryadarma KSAU yang pertama. Saya juga merupakan KSAU urutan ke 4 lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1971, setelah Marsekal Rilo Pambudi lulusan tahun 1965, Marsekal Sutria tahun 1967 dan Marsekal Hanafie tahun 1969. Beberapa tahun sebelumnya, saya menjabat sebagai Komandan Skadron 31 (jumlahnya 4) juga berada dalam urutan yang ke 14. Di Skadron 31 saya menerbangkan pesawat terbang Hercules yang mesinnya 4 buah.
Wright Brothers berhasil menerbangkan pesawat terbang pertama di dunia pada tanggal 17 Desember 1903 dan 44 tahun setelah itu, pada tanggal 17 Desember 1947 saya lahir di Jogyakarta. Sebagai anak ke 2 di keluarga saya, pada tahun 1978 saya menikah dengan Pusparani Hasjim yang merupakan anak ke 4 dari Keluarga Hasjim Mahdan SH. Sukur alhamdulilah, saya dianugerahi 2 anak dan sekarang saya telah memiliki 4 + 1 orang cucu, ha ha ha ha ha ha .
Belakangan ini saya sering berbicara dan menulis tentang kedaulatan negara di udara atau “Air Sovereignty” yang secara internasional standar rujukannya adalah Konvensi Chicago tahun 1944. Hari Sabtu tanggal 1 Agustus 2020 salah satu tulisan saya di kolom Kompas.com masuk ke urutan 4 tulisan terpopuler. Dua tulisan saya yang lain masuk di urutan ke 2 dan ke 7 dari 10 tulisan terpopuler tanggal 1 Agustus 2020 jam 10.40 wib.
Tulisan ini terinspirasi setelah membaca artikel Jaya Suprana berjudul Bahasa Angka yang terdiri dari 4 bagian yaitu pendahuluan, angka, musik dan kesehatan. Seharusnya saya baca 4 kali tetapi karena baru baca 1 kali sudah paham ya saya tidak baca 4 kali. Mungkin tulisan ini layak juga memperoleh rekor MURI sebagai tulisan pertama di dunia yang menguraikan tentang angka 4 dan tidak mengandung unsur pat gulipat.