Hari ini , hari Minggu tanggal 24 Mei 2020 tepat hari Lebaran dan bersamaan dengan hari ulang tahun Budiman Hakim, adik saya. Tidak seperti biasanya, pada tahun-tahun yang lalu, maka Lebaran kali ini sangat terasa bedanya. Ditengah badai Covid 19 yang tengah melanda, umat Islam diseluruh dunia merayakannya dengan ritual yang sangat lain dari yang biasa dilakukan selama ini. Jaga jarak, pake masker dan sering cuci tangan telah membuat prosesi merayakan Lebaran tahun ini , tahun 2020 menjadi sangat unik. Tidak ada sholat bersama di Masjid maupun di Lapangan, semua merayakan dan melaksanakan sholat Id di rumah masing-masing.
Saya sendiri pagi tadi bangun beberapa saat sebelum azan Subuh, dan setelah melaksanakan sholat, tepat pukul 5 saya melakukan yoga. Selesai Yoga , menjawab sebentar ucapan selamat Lebaran yang bertumpuk di WA kemudian mandi. Selepas mandi, saya bergegas mengenakan pakaian untuk persiapan sholat Id bersama di rumah. Sesuai pengumuman internal kemarin , bahwa dresscode pagi ini adalah warna putih. Agak kesulitan sedikit untuk mencari celana warna putih , karena saya memang tidak begitu suka dengan celana warna putih. Tidak lama saya sudah mempunyai beberapa pilihan baju dan celana yang akan saya kenakan. Selesai dandan dengan dresscode putih-putih langsung menuju tempat sholat di samping rumah.
Di ruangan Sholat yang sudah disiapkan sejak kemarin, dengan kapasitas 8 Saf sudah ada Sang Imam yang siap disitu dengan rekaman takbir dari Hp nya. Imam, pagi itu sesuai dengan keputusan rapat internal tadi malam adalah anak saya Fatsi Anzani. Dia datang sendiri , karena isteri dan anak-anaknya yang pasti tengah sibuk dengan urusan sendiri-sendiri , apalagi anak bungsunya tengah demam sejak kemarin, tidak bisa menyertainya. Anak saya yang pertama, pagi tadi sudah WA berhalangan ikut Sholat bersama , karena ribetnya mengurus 3 anak yang baru bangun setelah tadi malam kelelahan main kembang api –ritual malam takbiran. Sangat dimaklumi mengurus anak kecil-kecil ditengah huru hara pandemik Covid 19.
Agak terlambat, seperti biasa, akhirnya sholat Id dapat berjalan dengan “hanya” kami ber 3 saja. Saya, sang Imam dan isteri saya. Ternyata hanya saya sendiri yang mengenakan dresscode putih-putih, karena isteri dan Sang Imam walau mengenakan baju putih, akan tetapi bawahannya berwarna hitam. Yang mengagumkan adalah kesiapan Imam. Dimulai dengan alunan Takbir , walau hanya di HP, kemudian dibuka dengan kata pengantar langsung dari Imam yang menjelaskan tentang tata cara dan standar prosedur pelaksanaan Sholat Id. Dilanjutkan dengan sholat berjamaah. Selesai sholat, sang Imam yang ternyata merangkap pula sebagai Khatib, melanjutkannya dengan khotbah Idul Fitri. Saya pikir, ini akan hanya basa-basi dengan uraian pendek dan ringan saja, akan tetapi ternyata hampir tiada ada bedanya dengan khotbah yang biasa dilaksanakan pada setiap sholat Idul Fitri di Lapangan. Tidak panjang sekali, namun cukup berisi dan bermakna yang sangat aktual isinya dengan permasalahan yang tengah dihadapi bersama yaitu wabah Covid 19. Cukup mengagumkan performance dari Sang Imam yang memimpin Sholat Id dengan peserta hanya 2 orang dalam format dirumah saja sebagai dampak dari Pandemi Global Covid 19 dengan merek dagang populer belakangan ini yaitu: Jaga Jarak, Pake Masker dan Sering cuci tangan.
Agak siang hari, secara bergiliran, entah direncanakan atau tidak kedua anak saya beserta cucu-cucu datang kerumah bersilaturahmi, menikmati ketupat lontong sayur dan bakso yang sudah disiapkan isteri saya jauh sebelum lebaran tiba. Tidak terkecuali, anak dan cucu yang berdatangan lengkap pula ber masker dan diakhiri foto bersama sebelum mereka pamit pulang dari rumah kami. Selamat Lebaran dan Mohon Maaf Lahir Batin.
Jakarta 24 Mei 2020
Chappy Hakim