Hari ini , hari Senin tanggal 13 Apri 2020 ditandai dengan dunia yang tengah berada ditengah-tengah ketidak pastian dalam menghadapi badai Covid 19 yang tengah melanda kesegenap pelosok permukaan bumi. Hampir semua aspek kehidupan manusia di dunia ini terdampak dengan sangat dahsyat. Banyak teori dan bahasan serta analisis yang berkembang dalam menghadapi ini dan tentu saja kesemua itu merespon dari bagaimana besar pengaruh Covid 19 terhadap kehidupan umat manusia. Dari sisi agama berkait dengan kepercayaan yang bersifat spiritual maupun atas nama ilmu pengetahuan yang berlandas kepada realita dan akal sehat, tetap saja ada satu benang merah yang menyelaraskan hasil akhir analisis keduanya. Paling tidak, sebagian besar memang bersepakat bahwasanya pergerakan manusia dalam upaya menggapai cita-citanya sudah bergerak demikian pesat. “Kecepatan Gerakan” yang sesuai dengan hukum alam akan menghasilkan “panas”. Nah karena panas yang dihasilkan telah sedemikian rupa tingginya sehingga membutuhkan “jeda”, istirahat. Berhenti sejenak untuk menurunkan panas atau “over-heating” yang tengah terjadi. Covid 19 telah memaksa dunia untuk berhenti sejenak , sampai kapan, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskannya kecuali berusaha keras bersama-sama untuk mengatasinya.
Demikianlah, tidak terkecuali pergerakan begitu dinamis dari kegiatan PSAPI (Pusat Studi Air Power Indonesia) yang dimulai sejak bulan Januari tahun 2019 lalu telah terpaksa “terhenti” juga. Kegiatan pertemuan bulanan (PB) yang telah bergulir sejak Januari 2019 tanpa jeda , akhirnya tidak dapat dilakukan lagi sejak bulan Maret lalu. Rencana semula pertemuan bulan Maret 2020 yang merupakan PB ke 15 PSAPI akan diselenggarakan di Kantor Pusat BMKG dan tertunda sampai dengan perkembangan telah memungkinkan untuk menyelenggarakannya. Sesuai rencana pula , sebenarnya pada bulan Maret lalu PSAPI sudah akan dapat menerbitkan Jurnal 3 bulanannya yang sudah disiapkan. Sekali lagi, rencana ini pun terpaksa ditunda. Nah untuk bulan April yang sudah memasuki minggu ke 2, tentu saja PSAPI sudah akan masuk siklus PB ke 16 dan hingga kini kita semua masih belum mengetahui kapan kiranya mekanisme PB dari PSAPI dapat bergulir kembali secara normal. Disisi lain, ditengah keriuhan hiruk pikuk kegiatan merespon wabah Covid 19 sampai dengan hari ini, paling tidak sudah ada 2 buah tulisan menarik yang muncul di WAG PSAPI, sebagai hasil dari WFH (Working From Home) para peserta-anggota PSAPI. Satu tulisan dari Pak Samudra Sukardi yang menguraikan tentang pengaruh Covid 19 terhadap dunia penerbangan dan satu lagi adalah tulisan dari Capt. Toto Hardiyanto yang juga tidak kalah menarik tentang kontinjensi operasi penerbangan dalam menghadapi kendala seperti ancaman Virus yang tengah terjadi sekarang ini. Tentu saja pasti masih ada tulisan dari para peserta PSAPI lainnya yang telah dan akan menambah kontribusi PSAPI dalam turut memikirkan perkembangan Air Power di Indonesia.
Harapan kedepan tentu saja, semoga PSAPI akan dapat tetap berkiprah dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit ini. Sampai kapan wabah Covid 19 akan berlalu, sekali lagi kita tidak tahu karena sulit sekali untuk meramalkannya. Dalam situasi yang seperti ini maka akan banyak muncul pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan identitas dan posisi kita dalam alam semesta. Larry Dossey, MD seorang dokter ahli penyakit dalam, pada bukunya The Extraordinary healing power of ordinary things mengatakan bahwa :
Sepanjang sejarah, pertanyaan pertanyaan menyangkut identitas dan posisi kita dalam alam semesta telah memicu lebih banyak pertanyaan lagi dari pada jawaban. Namun semua ini, demi kebaikan karena seperti yang dikatakan Aristoteles, pertanyaan adalah awal dari kearifan.
Walaupun bagaimana, tentu saja sikap optimis akan tetap jauh lebih baik dari pada pesimis. Saya akan mengakhiri tulisan ini dengan mengutip kalimat dari Roy T. Bennett dalam bukunya yang terkenal “The Light in the Heart” yaitu : “Instead of worrying about what you cannot control, shift your energy to what you can create.”
Semoga Badai Covid 19 akan dapat cepat berlalu Amin YRA.
Tulisan ini dengan segala kerendahan hati di persembahkan terutama kepada para peserta – anggota PSAPI dimana saja tengah berada , diiringi doa semoga senantiasa berada dalam lindungan yang Maha Kuasa untuk tetap selalu dalam kondisi sehat walafiat Amin YRA.
Nenek Moyangku Orang Pelaut , Anak Cucuku Insan Dirgantara.
Jakarta 13 April 2020
Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI)