Atas bimbingan Prof Dr Ida Bagus Supancana, Guru Besar Air and Space Law, saya berkesempatan berkunjung ke Fakultas Hukum, Universiteit Leiden jurusan Air and Space Law di Leiden Negeri Belanda. Kunjungan ini adalah wujud dari pelaksanaan program kerja Pusat Studi Air Power Indonesia tahun 2019 dalam kerangka pengembangan “net working” ke pentas Global.
Selain berkesempatan mengikuti salah satu acara di Faculty of Law Universiteit Leiden, saya dan Prof Supancana telah diterima khusus oleh Professor of Air and Space Law Dr Pablo Mendes de Leon, guru besar Hukum Udara dan Antariksa Universiteit Leiden.
Pada pertemuan tersebut turut serta Mayor Mahendra yang sedang mengikuti program Master di Fakultas Hukum Universiteit Leiden. Selain berjumpa dengan Prof Pablo, kami juga bertemu dengan Prof Tanja Masson Zwaan yang juga Guru Besar di Fakuktas Hukum jurusan Air and Space Law.
Prof. Pablo dan Prof Tanja menyambut baik ide net working dari Pusat Studi Air Power Indonesia dengan pihak International Institute of Air and Space Law , Faculty of Law Universiteit Leiden.
Dengan hubungan antara kedua Lembaga ini, maka terbuka kesempatan yang luas bagi kedua belah pihak untuk saling bertukar informasi,termasuk melakukan riset bersama tentang perkembangan Air and Space Law dalam kancah Internasional. Diharapkan produk tertulis , hasil diskusi bulanan Pusat Studi Air Power Indonesia yang akan dikeluarkan pada setiap 3 bulan dapat dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Dengan demikian maka karya tulis 3 bulanan Pusat Studi Air Power Indonesia dapat dikirim ke Leiden sebagai bagian dari pertukaran informasi. Dengan hubungan ini pihak Pusat Studi Air Power Indonesia juga akan dapat kemudahan dalam memperoleh jurnal dan publikasi terkait yang dihasilkan Institute of Air and Space Law , Universiteit Leiden.
Pada kesempatan tersebut, saya juga berkesempatan memberikan beberapa buku tulisan saya untuk perpustakaan Universiteit Leiden sementara saya sendiri menerima sebuah buku dari Prof. Pablo berjudul “International Air Law”.
Mayor Mahendra yang tengah menempuh program Magister pada jurusan Air and Space Law di Fakultas Hukum Universiteit Leiden memberitahukan kepada saya bahwa di Perpustakaan Fakultas Hukum Universiteit Leiden telah tersimpan dengan rapih lebih dari 20 judul buku tulisan saya. Bahkan juga ada beberapa keping CD rekaman lagu yang saya nyanyikan.
Saya sendiri tidak mengetahui bahkan menyangka sama sekali bahwa ada buku dan CD saya yang tersimpan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universiteit Leiden. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya, yang tidak pernah menempuh kuliah di Fakultas Hukum, akan tetapi buku-buku tulisan saya ternyata memperoleh kehormatan tersedia di perpustakaan Fakultas Hukum Universiteit Leiden.
Beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di sana, mengatakan bahwa dalam banyak penugasan akademik, mereka telah menggunakan buku-buku saya sebagai salah satu referensi pelengkap bahan riset mereka. Alhamdulilah.
Universitas Leiden adalah Lembaga pertama di luar negeri yang telah membuka hubungan dengan Pusat Studi Air Power Indonesia yang baru berkiprah pada Januari tahun 2019. Beberapa Lembaga lain akan segera dijajaki pula untuk dapat bekerjasama dalam meningkatkan pengetahuan di bidang Kedirgantaraan.
Diharapkan dengan kegiatan yang “go internasional” ini maka Pusat Studi Air Power Indonesia dapat meningkatkan kualitas kajian-kajian tentang kedirgantaraan yang bersifat global , sehingga dapat menyumbangkan pemikiran hasil kajian dan risetnya kepada para pengambil keputusan di tingkat strategis dan sekaligus memperkaya kajian kedirgantaraan kepada Lembaga Pendidikan serta pelaku usaha dibidang penerbangan dan antariksa,
Catatan : Naskah ini ditulis di hari Jumat 19 April 2019, dalam kabin pesawat Boeing 777-300 yang tengah berada pada ketinggian 10058 meter, terbang dengan kecepatan 0.833 Mach atau 892 km per jam pada pukul 1600 waktu Belanda dengan temperatur udara luar minus 57 derajat Celsius. Posisi pesawat berada pada jarak 2975 km dari kota Amsterdam dan tengah melesat menuju Jakarta. Pada saat yang sama pesawat B-777-300 ini tengah mendapatkan angin buritan atau tail wind yang kecepatannya bervariasi mencapai 14 hingga 40 km perjam.