Pada tanggal 22 Januari 2017 yang lalu, dengan mengambil tempat di ITB Bandung telah diselenggarakan kegiatan kedirgantaraan yang bertajuk “AeroCreation” 2017.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa ITB jurusan Aeronotika ITB ini bertujuan terutama sekali adalah untuk mengembangkan minat dirgantara (air mindedness) bagi generasi muda bangsa.
Gagasan ini patut memperoleh dukungan dari kita semua, karena masa depan akan banyak tergantung kepada dunia kedirgantaraan.
Kemajuan teknologi, terutama di bidang penerbangan sangat pesat dan sekaligus akan terus berkembang.
Petualangan manusia tidak saja terbatas di udara akan tetapi sudah jauh meluas ke ruang angkasa atau bahkan keluar angkasa (outer space).
Dirgantara adalah masa depan umat manusia. Teknologi dirgantara adalah teknologi masa datang dan dirgantara sendiri, hingga kini masih terselimutkan misteri.
Di mana batas dari ruang angkasa, sampai sekarang masih belum dapat diketahui keberadaannya. Dirgantara hingga kini masih dikenal sebagai ruang yang tanpa batas. Itu semua telah menyebabkan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kedirgantaraan akan masih terus berkembang .
Persaingan antar bangsa-bangsa di permukaan bumi ini akan banyak ditentukan pada sejauh mana mereka dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan.
Dengan demikian salah satu tantangan besar bagi kita sebagai bangsa adalah membekali generasi muda untuk dapat mampu bersaing di bidang kedirgantaraan, agar dapat berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa lain.
Tema besar acara AeroCreation tahun 2017 yaitu “Semangat berinovasi dan berkarya demi kemandirian kedirgantaraan nasional”
Acara dibuka oleh Keynote Speech yang disampaikan oleh Indar Atmoko (Dirut Indopelita Air Service) dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.
Dalam sambutannya Indar Atmoko yang juga merupakan ketua ikatan alumni penerbangan (IAP ITB) banyak membahas hal mengenai garis besar industri penerbangan nasional saat ini.
Pada acara ini pun dilakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI ) antara CSE Aviation dan ITB. Masing-masing diwakili oleh Ir. Edwin Sudarmo MM. MBA. dan Prof. Dr. Ir. Zainal Abidin dalam mendukung langkah sinergi antara akademisi dengan dunia industri.
Peserta Pameran mencapai lebih kurang 1000 pengunjung dari berbagai institusi dan kelompok umur yang berminat terhadap dunia penerbangan.
Kegiatan tersebut menampilkan beberapa Inovasi hasil dari kreativitas oleh para peserta lomba karya ilmiah yang diseleksi lebih dari 20 Tim yang tersebar hingga ke pelosok nusantara. Diadakan pula serangkaian lomba untuk pelajar SD, SMP, SMA, dan pendidikan tinggi dengan jumlah peserta yang mencapai 300 peserta lebih.
Peserta paling jauh tercatat pada Lomba Karya Tulis yang diikuti peserta dari Jayapura. Lomba untuk SD yaitu lomba majalah dinding 3 dimensi seputar penerbangan, kemudian untuk lomba tingkat SMP yaitu lomba roket air, diikuti lomba untuk SMA yaitu lomba karya tulis lomba untuk mahasiswa yaitu lomba esai.
Acara Aerocreation ditutup dengan Aero Student Summit yang diikuti oleh sedikitnya 12 universitas dan institusi pendidikan tinggi yang berhubungan dengan penerbangan, dan mengusung semangat yang sama untuk membangun dunia kedirgantaraan indonesia.
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kesadaran anak muda dalam konteks kedirgantaraan. Dengan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan hobi dan minatnya, besar harapan akan semakin banyak anak-anak muda yang akan berkecimpung dan sukses di bidang kedirgantaraan.
Potensi anak anak muda Indonesia sudah terbukti dibanyak bidang kedirgantaraan selama ini dan pasti akan lebih banyak lagi berkembang dengan terselenggaranya kegiatan semacam AeroCreation ITB ini.
Mudah-mudahan kerja kreatif dari para mahasiswa ITB tersebut akan dapat memperoleh respon yang lebih banyak lagi dikemudian hari.
Saya sangat terkesan dengan antusiasme yang ditunjukkan para anak muda peserta AeroCreation ITB tahun 2017.
Saya melihat air muka yang penuh semangat diwajah mereka semua, Selamat dan semoga sukses.
Ralph Emerson pernah berkata bahwa : “Enthusiasm is the mother of effort, and without it nothing great was ever achieved.”
Jakarta 30 Januari 2017