Senin 24 Maret 2014 malam pukul 22.00 waktu Malaysia, PM Najib menggelar konferensi pers. PM Najib menyampaikan keterangan bahwa pesawat MAS MH370 yang hilang kontak pada 8 Maret lalu, diketahui telah berakhir di area terpencil di Selatan Samudera Hindia. Ia menambahkan, kini fokus pemerintah Malaysia adalah pada pencarian obyek dan puing dari MAS MH370. Pencarian tersebut akan terus dilakukan meskipun membutuhkan banyak waktu.
Ini adalah perkembangan terakhir pada drama berkepanjangan dari hilangnya pesawat B-777 Malaysia airlines nomor penerbangan MH 370. Tidak dapat dipungkiri, bahwa setelah lebih dari 10 hari, keluarga korban pesawat hilang ini yang belum juga memperoleh kepastian apa gerangan yang terjadi, menerima penjelasan dengan rasa duka yang mendalam. Walau dengan bertumpuk tandatanya yang masih menanti jawaban, apa sebenarnya yang telah menyebabkan pesawat hilang tak berbekas itu, setidaknya penjelasan PM Nadjib telah memberikan secercah kepastian.
Dalam kejadian kecelakaan pesawat terbang, yang pesawatnya hancur lebur dan tidak ada seorangpun didalamnya yang selamat, maka hampir bisa dipastikan bahwa , tidak akan pernah diketahui dengan pasti apa yang sebenarnya telah terjadi. Apalagi dalam kasus penerbangan MH370 ini,yang pesawatnya belum sama sekali dapat ditemukan. Apabila nanti Blackbox pesawat berhasil ditemukan, maka besar harapan , akan diketahui apa yang menjadi penyebab, pesawat MH370 ini tidak pernah sampai di tujuan yang direncanakan.
Pada saat penyelidikan awal dilakukan, diketahui bahwa ada 2 orang penumpang yang menggunakan “paspor-curian”, dan 5 orang penumpang yang membatalkan berangkat, walau sudah melakukan “check-in” pada penerbangan MH370. Walau belum ada bukti yang terkuak, maka hal ini tentu saja harus menjadi “pelajaran” mahal bagi jajaran imigrasi, dan pihak Maskapai penerbangan negara manapun untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Menggunakan paspor curian, setidaknya telah memberikan indikasi adanya maksud tertentu dari mereka yang melakukannya. Lebih-lebih lagi mereka memilih penerbangan yang berangkat pada tengah malam. Demikian pula dengan kejadian membatalkan berangkat setelah melakukan check-in dari sebanyak 5 orang, dipastikan ada alasan tertentu yang mendasarinya.
Hilangnya pesawat B-777 nomor penerbangan MH370, terjadi tiba-tiba begitu saja, dalam arti Pilot tidak sempat melaporkan ke ATC (Air Traffic Control) tentang kesulitan apa yang tengah dihadapinya sebelum pesawat hilang dari pantauan radar. Dititik ini, maka kemungkinan yang paling mungkin terjadi adalah kemungkinan “meledak”nya pesawat tersebut. Meledaknya pesawat, tidak harus terjadi karena “bom”, banyak kemungkinan lainnya, seperti barang cargo yang mudah terbakar atau meledak sebagai akibat kurang telitinya pemeriksaan saat dimuat ke pesawat dan atau dalam prosedur membungkusnya.
Keamanan dalam proses menaikkan barang dan penumpang, sebenarnya telah ada aturan dan ketentuan yang sangat ketat dalam proses yang harus dilaluinya. Dalam hal ini pihak Maskapai penerbangan dan otoritas pelabuhan udara bertanggungjawab terhadap keteledoran yang mungkin terjadi. Walaupun dugaan itu kemudian terbantahkan dengan penjelasan pabrik pembuat mesin pesawat di Inggris yang mengatakan bahwa mesin ternyata masih hidup lebih dari 4 jam setelah titik terakhir posisi pesawat sebelum dinyatakan hilang.
Aspek keamanan dalam penerbangan, sebenarnya sudah dituangkan dalam setiap langkah persiapan terbang dalam prosedur yang sangat ketat dari kegiatan angkutan udara penumpang dan barang. Hal ini berlaku secara internasional dalam peraturan yang standar dan baku.
Selama ini, reputasi Malaysia Airlines cukup baik dan jenis pesawat Terbang B-777-200 adalah juga merupakan sebuah pesawat produk teknologi mutakhir yang rekam jejak keamanannya sangat dapat diandalkan. Demikian pula posisi Otoritas penerbangan nasional Malaysia berada dalam kategori 1 penilaian FAA (Federal Aviation Adminstration) yang mengacu kepada regulasi yang tercantum dalam aturan standar keamanan terbang sipil dari ICAO (International Civil Aviation Organization). Anehnya kecelakaan yang memakan ratusan nyawa manusia tetap terjadi juga. Dari gambaran inilah, kiranya, kejadian yang menimpa Flight MH370, hendaknya dapat memberikan pelajaran bagi kita semua, para stake-holder penerbangan nasional Indonesia untuk meningkatkan kualitas keamanan terbang, agar peristiwa yang sama-sama tidak diinginkan ini tidak terjadi lagi.
Aneka pertanyaan tentang apa yang menjadi penyebab terjadinya tragedi yang menimpa flight MH370 tidak akan pernah diketahui, sebelum Blackbox ditemukan dan selesai di anlisis oleh para ahli terkait. Kiranya marilah kita memanjatkan doa agar seluruh korban kecelakaan, dapat diterima disisi Yang Maha Kuasa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing dan para keluarganya diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan yang tidak ringan ini. Amin YRA.
Chappy Hakim
Analis Penerbangan
Sumber: Koran Media Indonesia,edisi Rabu 26 Maret 2014,halaman 1
1 Comment
Hmmm…baru ya web-nya? Congrat dehhh!
-MP