Kokoda adalah nama dari sebuah kota/daerah di Papua Nugini yang sangat memiliki arti heroisme bagi Asutralia, terutama Angkata Perangnya pada waktu menjelang akhir dari Perang Dunia yang lalu. Kokoda kemudian banyak digunakan sebagai nama dari beberapa organisasi yang misi dan visinya tentang kepahlawanan. Salah satunya adalah Kokoda Foundation.
Atas undangan Kokoda Foundation, pada tanggal 12 hingga 16 Nopember 2012 saya mengikuti kegiatan yang mereka sebut dengan Trilogy Defence Forum dan Young Strategic Leaders’ Congress dibawah naungan The Professional Development Workshop. Kokoda adalah sebuah badan Think Tank kajian strategis yang berafiliasi penuh ke Kementrian Pertahanan Australia. Kokoda, dari segi pendanaannya didukung oleh perusahaan-perusahaan besar yang bergiat di Australia dan Amerika.
Salah satu kegiatan Kokoda Foundation adalah, setiap tahun mereka menyelenggarakan dialog antara Amerika dan Australia membahas masalah-masalah pertahanan Australia Amerika dalam menghadapi tantangan global. Khusus di tahun 2012 ini, mereka mengajak Indonesia untuk bergabung dalam dialog tersebut sehingga judulnya menjadi Trilogy Dialog.
Dari Indonesia, diundang beberapa orang yang mereka pilih sendiri, dan pada kali ini terdiri dari Sabam Siagian, Editor Senior harian Jakarta Post yang juga mantan Duta Besar Indonesia di Australia, Sdr Agus Widjoyo, mantan anggota Wantimpres, Prof. Yanyan Yani PhD, guru besar dan Ketua program Pasca Sarjana Hubungan Internasional Unpad, DR Teuku Rezasyah, Direktur Eksekutif Indonesia Center for Democracy, Diplomacy and Defence, Indonesia dan Saya sendiri sebagai Chairman dari CSE Aviation.
Topik yang menjadi pokok bahasan kali ini adalah masalah berpalingnya Amerika ke Pasifik dalam rangka menyongsong kemungkinan ancaman yang akan dihadapi dalam upaya memelihara keamanan wilayah Pasifik. Pada kampanye pemilihan Presiden Amerika yang baru lalu, Obama mengatakan bahwa China bisa menjadi teman dan kemungkinan juga sekaligus bisa menjadi musuh Amerika. Tentu saja hal ini akan mudah terlihat dan dihubung-hubungkan dengan banyak pembicaraan tentang berkembang pesatnya India dan China ditengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Demikian pula bila dicermati kemudian esensi dari White Paper Australia yang baru-baru ini di rilis yang dengan sangat jelas mengatakan bahwa era kedepan adalah miliknya Asia.
Lebih jauh juga dicantumkan disitu tentang laju pertumbuhan yang sangat signifikan dari negara-negara di Asia terutama sekali China dan India. Agak istimewa adalah acara dialog Trilogy menjadi sangat menarik, karena susunan acara diatur sedemikian rupa sehingga mengalir dengan cerdas menuju sebuah diskusi yang sangat mendalam tentang pokok bahasan yang memang mereka inginkan untuk memperoleh hasil optimal.
Dihari pertama, sepanjang satu hari penuh, yang tentu saja dipotong acara makan siang dan “coffee break”, para peserta mendengarkan ceramah dari seorang istimewa yang didatangkan langsung dari Washington DC, Amerika Serikat, Ms Susan Eissenhower, Presiden dari The Eisenhower Group, tentang “Why Strategy Matters”. Susan sendiri adalah cucu dari Jenderal Dwight Eissenhower mantan Presiden terkenal Amerika Serikat, yang kini aktif sebagai pengajar tentang telaahan masalah-masalah Strategi. Ceramahnya sendiri dibagi dalam beberapa sesi yang memberikan kesempatan penuh bagi para peserta untuk bertanya dan beradu argumentasi.
Dihari kedua, acara berkembang kepada beberapa topik bahasan yang menyangkut perkembangan lingkungan strategis di kawasan Pasifik dan sekitarnya, terutama mengenai perkembangan Asean dalam hubungannya dengan Australia dan Amerika.
Ms Susan Eisenhower
Peserta trilogi dialog ini , antara lain dari Amerika Serikat, hadir Komandan Marinir Amerika di Pasifik, seorang perwira tinggi bintang tiga, yang tentu saja erat kaitannya dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat di Darwin. Juga terlihat perwakilan dari jajaran pimpinan Lockheed Martin, Boeing, BAE System, L3, Accenture, Northrop Grumman dan lainnya sebagai sponsor utama kegiatan tersebut serta beberapa pejabat penting bidang studi pertahanan Amerika dan Australia.
Hari pertama dan hari kedua, dimalam harinya diselenggarakan “official dinner”dengan maksud untuk lebih mendekatkan hubungan antar para peserta satu dengan lainnya. Khusus di hari kedua, yang merupakan Farewell Dinner, dihadiri pula oleh seorang Senator yang mewakili Perdana Menteri Julia Gillard, Panglima Amerika di Pasifik Admiral Samuel J. Locklear III, Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat, Panglima Angkatan Perang Australia, perwakilan anggota Parlemen dari komisi anggaran pertahanan Australia. Isi dialog itu sendiri, kemudian dibuat menjadi sebuah format laporan lengkap dari kajian “tiga negara” mengenai pertahanan Australia dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis 2015 di Asia Pasifik.
Hasil inilah yang akan menjadi salah satu masukan bagi pemerintah Australia dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan luarnegeri Australia sebagai negara yang mempunyai pengaruh besar dikawasan Pasifik.
Mungkin, kegiatan Kokoda semacam ini patut pula menjadi perhatian bagi kita semua , terutama para pengamat keamanan dan perkembangan strategis kawasan, khususnya sekitar Asia Pasifik di Indonesia. Jangan sampai kita sendiri sebagai salah satu negara besar , tidak memiliki kajian strategik untuk menghadapi masa depan kawasan. Sebagai negara besar di Asean, Indonesia pasti akan diminta pertimbangan dari sisi penilaian perkembangan keadaan yang berhubungan dengan sisi keamanan di kawasan Asia Pasifik. Kokoda tidak hanya melaksanakan kajian strategik yang sangat komprehensif sifatnya, akan tetapi juga mereka berusaha untuk dapat juga memperoleh masukan yang berasal langsung dari negara tetangga terdekat sebagai mitra strategis .
Dengan demikian, maka apabila saja terjadi perkembangan yang serius yang mempengaruhi kondisi pertahanan dan keamanan, terutama di kawasan Asia Pasifik, maka minimal mereka akan sudah memiliki data awal yang up to date sebagai bahan pengambilan keputusan ditingkat pimpinan pemerintahan !
Jakarta 17 Nopember 2012
Chappy Hakim
2 Comments
Ceramah Ms Susan Eissenhower, ‘Why Strategy Matters’.
Menurut om CH, negara kita msh punya strategy sistem keamanan gak sih? Mengingat dgn Malaysia aja seolah kita gak berdaya.
Btw, pic-nya keren om . Susannya jg keren. Perempuan tapi ‘mainannya’ maskulin bgt:-)
-intan
Kelemahan terbesar negeri ini adalah pada “tidak hadir”nya Strong Leadership dan Management Skill. Ketiadaan dari dua hal tersebut memang kemudian membuat kita menghadapi banyak masalah yang berkait dengan Visi dan Misi dari bangsa ini. Itulah pula yang membuat Indonesia tidak dipandang sebagai satu negara yang memiliki strategi pada bidang National Security. Demikian, terimakasih.