Bulan ini, tepatnya tanggal 19 hingga 25 Juli 2010 di Inggris, dilaksanakan “Farnborough Airshow”, pameran udara dua tahunan sekali kebanggaan rakyat Inggris Raya. Seperti selalu saja terjadi pada setiap kesempatan pameran kedirgantaraan dimana saja dimuka bumi ini, maka yang menarik adalah munculnya beberapa pesawat terbang yang menjadi bintang lapangan alias primadona pada pameran tersebut.
Disepanjang tahun dalam perjalanan sejarahnya, persaingan selalu terjadi terutama pada produk-produk pesawat angkut dan pesawat tempur. Kedua jenis pesawat terbang ini, menjadi fokus perhatian karena kemajuan teknologi telah menjadikannya pesawat terbang yang selalu berubah tiada henti dari tahun ke tahun, dari satu Airshow ke Airshow lainnya.
Lebih jauh lagi, kemajuan teknologi yang sebenarnya selalu berdasar kepada kepentingan militer, telah membuat persaingan pada kedua jenis pesawat itu menjadi semakin seru. Seiring dengan kemajuan peradaban, tentu saja secara bertahap semua kepentingan militer yang menjadi titik awal persaingan yang terjadi kemudian bergeser kepada kebutuhan industri sipil.
Karena persaingan yang terjadi kemudian berkembang demikian pesatnya, maka tidak bisa dihindari, hanya beberapa Negara besar dan kaya lah yang dapat bermain dikancah tersebut. Gambar dari persaingan yang terjadi,berikutnya terlihat semakin jelas dalam bentuk persaingan antara Amerika, Eropa dan Rusia dengan jajaran Negara Eropa Timur. Ketiga pihak inilah yang selalu saja tampil sebagai pemain utama dalam setiap International Airshow.
Demikianlah, maka yang terjadi di Farnborough tahun ini, muncul pesawat terbang Boeing B-787 The Dreamliner, pesawat tempur F-22 Raptor dari Amerika, berhadapan dengan pesawat angkut militer Airbus A-400 M dan pesawat tempur Eurofighter Typhoon F2 produk Eropa, selain tetap juga menghadirkan Airbus A-380 dalam jajaran pameran static serta demo udara. Selanjutnya, cukup surprise, di arena Farnborough 2010 muncul pula pesawat angkut komersial Sukhoi SuperJet 100 buatan Rusia.
Pesawat Boeing 787 Dreamliner adalah sebuah pesawat yang diperuntukkan untuk terbang long range, berukuran sedang, masuk dalam kelas pesawat terbang wide-body, twin-engine jet airliner yang merupakan produk unggulan dan kebanggaan Boeing Commercial Airplanes. Tempat duduknya berkapasitas 210 sampai 330 penumpang, tergantung dengan variannya. Keistimewaan dari pesawat ini adalah dibuat dengan hampir seluruhnya menggunakan material komposit. Dengan demikian maka, pesawat B-787 The Dreamliner menjadi pesawat terbang yang sangat ekonomis dalam penggunaan bahan bakar serta paling ramah lingkungan, sebagai jawaban langsung terhadap kampanye global yang “go – green”.
Agak berbeda dengan pesawat terbang lainnya yang dipamerkan di Airshow, kehadiran Raptor F-22 ternyata hanya diperuntukkan “dynamic show” alias demo udara saja. Setelah ber-aerobatic , menunjukkan kemampuan manuvernya beberapa menit, sang Raptor pun masuk kembali ke persembunyiannya, didalam salah satu hangar di Farnborough. Itu berarti , pesawat F-22 ini tidak turut ambil bagian dalam “static-show” dipelataran terbuka tempat pesawat-pesawat lainnya berada. Lockheed Martin/Boeing F-22 Raptor adalah pesawat tempur generasi kelima, single-seat, twin-engine dan menggunakan stealth technology. Pesawat ini terutama didisain sebagai air superiority fighter, dengan beberapa kemampuan tambahan seperti antara lain ground attack, electronic warfare, dan mampu berperan dalam misi signals intelligence
Disamping tetap menghadirkan Airbus A-380, pihak Eropa menampilkan pesawat angkut militer serbaguna A-400 M. Airbus A-400M adalah pesawat angkut militer produk Eropa, four-engine turboprop military transport aircraft. Produksi dari Airbus Military ini memiliki kemampuan sebagai pesawat tactical airlifter. Disamping itu ia didisain untuk dapat memenuhi criteria dan persyaratan sebagai pesawat angkut yang memiliki strategic capabilities. Pesawat Airbus A-400 M, dinamakan “Grizzly” yaitu beruang raksasa yang hidup ribuan tahun lalu di timur Rusia.
Untuk menghadapi kehadiran Raptor, maka konsorsium Eropa menampilkan Thypoon . Pesawat tempur Eurofighter Typhoon adalah pesawat dengan twin-engine canard-delta wing multirole aircraft didisain dan dibangun oleh konsorsium dari tiga pabrik yaitu Alenia Aeronautica, BAE Systems, dan EADS yang bekerjasama melalui holding company Eurofighter GmbH, yang didirikan pada tahun 1986. Proyek ini dikelola oleh NETMA (NATO Eurofighter and Tornado Management Agency) yang juga bertindak sebagai konsumen utama.
Disamping Amerika dan Eropa yang berhadapan dalam persaingan ketat produksi pesawat militer dan juga komersial, dipanggung Farnborough telah hadir pula produk Rusia dengan brand yang sudah cukup terkenal yaitu Sukhoi. Agak berbeda dengan Sukhoi sebagai pesawat tempur militer yang dikenal selama ini, maka kini agak cukup mengejutkan Sukhoi tampil dalam ujud pesawat transport komersial dengan nama SuperJet 100. Mengejutkan , karena ternyata dalam perhelatan pameran udara di Inggris 2010, Sukhoi SuperJet 100 muncul dengan membawa nama Indonesia. Republik Indonesia, yang diwakili oleh sebuah Maskapai Penerbangan bernama “Kartika Airlines” ternyata telah sepakat untuk membeli pesawat SuperJet 100 dengan jumlah tidak tanggung-tanggung yaitu 130 buah pesawat !
Berikut, kutipan dari “Shownews bulletin” yang meliput pembicaraan kalangan profesional di arena Farnborough Airshow 2010.
Dengan judul berita : “Indonesian SuperJet 100 Order Cofirmed”, Shownews memberitakan, bahwa sesuai perkiraan, SuperJet Internasional kemarin membenarkan berita tentang penjualan sebanyak 30 pesawat SuperJet 100 kepada Indonesia. Pengguna pesawat ini ternyata bukanlah Maskapai Indonesian Airlines seperti tersiar sebelumnya, akan tetapi Maskapai lain yang menyandang merek dagang “Kartika Airlines”. Dikabarkan, Maskapai Kartika tersebut akan melengkapi armadanya dengan SuperJet 100 hingga berjumlah 130 pesawat. Konon kabarnya, harga pesawat ini satu unitnya adalah lebih kurang 30 Juta dollar Amerika, tergantung kepada “option” yang dipesan oleh para konsumennya.
Pesawat SuperJet 100 yang sudah dipastikan masuk dalam pesanan Kartika Airlines, menurut rencana semula akan segera tiba dan dioperasikan di Indonesia pada pertengahan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Kabarnya , pesawat akan melayani penumpang di Indonesia dengan konfigurasi pesawat yang didisain untuk dapat memenuhi kebutuhan penumpang eksekutif sebanyak 8 kursi dan sejumlah 90 penumpang dikelas ekonomi.
Beredarnya berita ini ternyata sangat menarik perhatian banyak pihak di Inggris, antara lain dengan munculnya pertanyaan bertubi-tubi tentang kebenaran berita itu sendiri dan juga rasa ingin tahu siapa yang berada dalam jajaran kepemilikan di Kartika Airlines tersebut. Hal tersebut dipandang sebagai satu kemajuan dengan lompatan yang sangat besar di Industri penerbangan suatu Negara, ditengah-tengah krisis ekonomi global yang di Inggris sendiri belum sepenuhnya dapat selesai diatasi. Saya sendiri sangat surprise dengan berita ini dan sama sekali belum pernah mendengar tentang Kartika Airlines serta pesawat SuperJet 100 tersebut. Paling tidak , nama Indonesia ternyata sudah berkibar di perhelatan besar pameran udara Internasional Farnborough Inggris tahun 2010.
Nah, itulah para bintang pesawat terbang yang menjadi primadona Farnborough Airshow 2010 kali ini.
Chappy Hakim, melaporkan langsung dari London.
London, 22 Juli 2010
Chappy Hakim
2 Comments
Wah terima kasih atas liputannya pak, request lebih foto lebih banyak lagi klo boleh 🙂
Salam Kenal
saya sangat salut demgan pandangan anda,baik saat anda di wawancara di metro tv .menurut anda tentu kita semua yang tidak punya harga diri karna keputusan pemerintah(presiden) adalah yang salah dan sangat tidak berwibawa dantidak punya harga diri.karna ini negara ,sabar aja pak kita sama rakyat indonesia yang sudah tidak punya martabat dan harga diri.