Telah meninggal dunia dini hari Kamis 11 Februari 2010, Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia tahun 1973 sampai dengan 1977, Marsekal TNI Purn Saleh Basarah. Almarhum tutup usia, setelah beberapa waktu dirawat di Rumah Sakit. Bapak Saleh Basarah, pernah menduduki berbagai jabatan antara lain sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya.
Mohamad Saleh Basarah Suradiningrat, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 14 Agustus 1928, beliau menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara sejak 28 Maret 1973 hingga 4 Juni 1977.
Dunia Olahraga mengenalnya sebagai Pembina yang sangat bersahabat dengan para atlit, khususnya petinju. Saleh Basarah tercatat sebagai Ketua Umum Pertina dalam beberapa periode, bahkan dalam kepengurusan PP Pertina masa bakti 2007 – 2011, Saleh Basarah masih tercatat sebagai salah satu anggota Dewan Kehormatan/Pembinaan PP Pertina.
Saleh Basarah adalah Tokoh Intelektual Angkatan Udara, yang selalu dan tanpa bosan dalam mengembangkan Air Force Leadership, Officership dan Airmanship dalam kalangan Angkatan Udara. Di era purnawira nya beliau bersama beberapa perwira mendirikan Air Power Club of Indonesia. Beliau tidak pernah lelah dalam membangun karakter para Perwira Angkatan Udara. Beliau juga merupakan salah satu pendiri Akademi Angkatan Udara di Jogyakarta. Pak Saleh adalah penggagas istilah “karbol” (nama kecil Dr Abdurachman Saleh/pelopor Angkatan Udara yang serba bisa) sebagai panggilan dari Taruna Angkatan Udara . Hal ini di adaptasi oleh Pak Saleh Basarah dari nama panggilan Kadet USAF Academy yang disebut sebagai “Dollie” (nama kecil Doolittle, pelopor AU Amerika)
Pak Saleh Basarah dengan sosok ideal bagi seorang Perwira Angkatan Udara, tinggi besar, gagah, ganteng, setara dengan kepribadiannya yang sangat konsisten dan disiplin menimba ilmu dan sangat rendah hati dalam bergaul terutama terhadap para yuniornya. Pak Saleh adalah sumber inspirasi bagi banyak perwira muda dijamannya, termasuk diri saya sendiri.
Terakhir saya masih sempat menghadiri peluncuran buku otobiografi Saleh Basarah dibulan April 2009 . Bulan yang lalu saya masih berbicara dengan beliau melalui telepon beberapa hari sebelum beliau jatuh sakit. Pak Saleh merupakan sosok yang sangat “baik hati” dalam segala hal, terutama sekali dalam berbagi ilmu. Beberapa waktu setelah ulang tahunnya di tahun 2009, beliau masih sempat memberi hadiah sebuah buku untuk saya. Buku kesayangan beliau yang dibelinya sendiri di London saat menjabat Duta Besar, diberikan secara khusus kepada saya diiringi pesan “jangan pernah berhenti menulis”. Pesan yang sangat mendalam maknanya bagi saya sebagai yuniornya. Pak Saleh adalah orang yang senantiasa memberikan motivasi untuk selalu menulis dan menambah ilmu. Bila saya berbicara dengan beliau, tidak perduli “face to face” atau melalui “handphone”, kami selalu kesulitan untuk menghentikannya. Saya banyak sekali menimba ilmu dari Pak Saleh. Pak Saleh adalah “guru” saya. Salah satu topik menarik diluar keudaraan yang sering kami bahas adalah tentang sosok “Polisi”. Pak Saleh adalah putra seorang Perwira Polisi, yang melarangnya untuk mengikuti jejak karier Ayahnya. Membahas Polisi, maka beliau memiliki banyak cerita yang tidak habis-habisnya. Pak Saleh memiliki banyak pengetahuan tentang kepolisian Inggris yang sangat dikaguminya.
Saya, dan keluarga besar Angkatan Udara sangat kehilangan dengan kepergian beliau. Senior yang sangat dihormati terutama karena kepribadiannya. Sosok Military Profesional, bukan sosok Military Politician. Sosok teladan yang sangat baik hati, yang telah berpulang saat menjelang fajar menyingsing. Apapun, semua itu adalah kehendak dari Sang Maha Pencipta. Kami semua mendoakan, semoga keluarga yang ditinggalkan dapat memperoleh kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
Bapak Saleh Basarah, selamat jalan Pak, dengan segala hormat !
Chappy Hakim
Indset
3 Comments
turut berduka cita yang mendalam..
putra terbaik AURI..
Terimakasih Nasser!
semoga di terima amal ibadahnya dan di beri tempat yg layak disisi-Nya.